Kamis, 16 November 2023

2.2.a.8. KONEKSI ANTAR MATERI - Modul 2.2

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh...

Siti Zubaidah, CGP Angkatan 9 Kab. Pringsewu. 


Pada kesempatan kali ini saya akan menulis artikel mengenai Pembelajaran Sosial Emosional (PSE). Artikel ini ditulis sebagai pemahaman materi modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional dan keterkaitan modul 2.2 dengan modul sebelum nya dalam Program Pendidikan Guru Penggerak. Pemahaman ini berdasarkan pertanyaan pemantik yang telah disediakan dalam LMS.

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses Kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Terdapat 5 (lima) kerangka Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) dalam Pembelajaran Sosial Emosional, yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Jika dicermati lebih mendalam 5 Kompetensi Sosial dan Emosional yang telah kita bahas berhubungan erat dengan 6 (enam) dimensi Profil Pelajar Pancasila.

Pembelajaran sosial emosional dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kesadaran penuh (Mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional yang akan memunculkan perasaan tenang, stres berkurang, pikiran menjadi jernih, dan fokus serta menjadi semangat dalam belajar. Kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu.

Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional?

Kesimpulan saya tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sosial sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari modul ini adalah pendidikan sosial emosional dapat menghasilkan pemimpin pembelajaran yang memiliki pengetahuan lebih baik tentang emosi, keterampilan berkomunikasi dan bekerjasama atau berkolaborasi yang baik, kemampuan mengelola emosi, sikap yang peduli dan responsif, kemampuan memfasilitasi pembelajaran yang


berpihak pada murid, kepemimpinan yang efektif, dan dampak positif pada kesejahteraan psikologi diri sendiri, murid, serta orang lain di sekitarnya.

Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda pelajari dengan modul- modul sebelumnya?

1.  Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.1 Filosofi Pemikiran KHD. Dengan pembelajaran sosial emosional guru dapat menciptakan well-being dalam ekosistem pendidikan di sekolah, Sehingga menciptakan kondisi yang nyaman, sehat, dan bahagia. Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yakni menuntun kodrat anak agar mencapai keselamatan yang setinggi-tingginya sehingga anak akan senang dan semangat dalam proses belajarnya.

2.  Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.2 Nilai-nilai dan peran Guru Penggerak. Dalam pembelajaran sosial dan emosional, guru dapat menumbuhkan nilai dan peran pada guru dan murid dalam pengelolaan emosi sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada murid serta peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat tercapai dan berjalan seimbang.

3.  Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Dalam pembelajaran sosial emosional dapat mewujudkan visi yang diharapkan dengan melakukan prakarsa perubahan dengan memberikan pembelajaran kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sehingga diharapkan dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

4.  Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.4 Budaya Positif. Dalam pembelajaran sosial dan emosional, guru dan murid dapat mengenali dan memahami emosi masing-masing sehingga mampu mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman yang berpengaruh dalam penerapan budaya positif baik berupa disiplin positif maupun keyakinan kelas dengan sebaik mungkin.

5.  Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 2.1 Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Dalam pembelajaran sosial emosional guru dapat melakukan pembelajaran dengan mengidentifikasi perasaan dan emosi. Hal ini sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi yang memetakan kebutuhan murid diantaranya kesiapan murid, minat, dan profil belajar murid dengan menggunakan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan murid agar pembelajaran semakin menyenangkan dan dapat mewujudkan merdeka belajar.

Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa kompetensi sosial emosional murid akan terbentuk dengan sendirinya sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan murid sehingga dalam pembelajaran di kelas saya lebih berfokus pada penyampaian materi pembelajaran.

Setelah mempelajari modul ini, ternyata pembelajaran berbasis sosial emosional perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa kesiapan , ketertarikan, dan fokus murid dalam memulai pembelajaran untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:

1.  Lima kompetensi sosial emosional melalui peningkatan perilaku positif,

2.  Kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan kompetensi sosial emosional

3.  Pengintergasian KSE di kelas maupun di lingkungan sekolah

 

Berkaitan dengan perihal diatas, perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah :

Bagi murid-murid: memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan dan mengembangkan kompetensi sosial emosional dengan mengintegrasikannya ke dalam konten dan strategi pembelajaran agar tercapai kesejahteraan baik secara akademik, non akademik dan psikologis. Selain itu, dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, saya sebagai pendidik, dapat selalu memperhatikan karakteristik murid, apakah tergolong audio, visual ataupun siswa kinestetik, sehingga model pembelajaran yang akan saya berikan pun akan bervariasi dan berbeda beda sesuai dengan kebutuhan murid. Memahami kebutuhan murid pun perlu saya perhatikan, karena ketika murid membuat suatu kesalahan ataupun menunjukkan perilaku yang menyimpang, pastilah ada kebutuhan dasarnya yang belum terpenuhi secara sempurna, dan sepatutnya kita menyikapinya dengan bijaksana serta menerapkan posisi control sebagai manajer dan penerapan segitiga restitusi dengan baik dan benar.

Bagi rekan sejawat: berupaya konsisten untuk menjadi rekan yang baik, teladan, menjalin komunikasi dan berkolaborasi dengan baik.

Demikian pemaparan koneksi antar materi modul 2.2 ini. Semoga menginspirasi dan terima kasih. Salam dan bahagia

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Prinsip Menggambar Model

Konsep dan Prosedur Menggambar Model      Model bentuk tiga dimensi meliputi benda berbentuk kubis seperti meja, kursi, lemari, bak sampah...