Kamis, 04 Desember 2014

langkah pengembangan materi


PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN
                                                                                                  
Perlu diingat, pembelajaran dapat dipandanga sebagai suatu sistem, dimana didalamnya terdapat beberapa komponen yang satu sama lain saling keterkaitan dan bekerja sama dalam mencapai tujuan, yakni tujuan pembelajaran. Adapun salah satu dari komponen tersebut adalah isi atau materi pembelajaran.
A.  Hakekat Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan komponen pembelajaran yang memegang peranan cukup esensial, mengarahkan peserta didik pada pencapaian tujuan atau sasaran pembelajaran yang ditetapkan. Mengapa tidak, didalam materi pembelajaran terkandung aspek-aspek tertentu yang diharapkan mampu membimbing mereka untuk berperilaku yang baik. Aspek-aspek tersebut diantaranya logika, etika, dan estetika.
Ketiganya adalah perangkat pengetahuan peserta didik tentang pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan ketika hendak melakukan aktivitas tertentu. Melalui penguasaan ketiga aspek tersebut mereka akan memiliki pilihan terkait dengan perilaku seperti apa yang seharusnya dilakukan, dan perilaku seperti apa yang tidak boleh dilakukan. Lebih dari itu, peserta didik dapat memiliki bekal dalam mewujudkan kehidupan yang indah dan bermakna, sebagaimana telah menjadi harapan bersama yang secara universal tercantum dalam tujuan pendidikan.
Materi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
1.    Pengetahuan Sebagai Materi Pembelajaran
Pengetahuan yaitu informasi-informasi ajar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Keberadaannya bertujuan untuk meningkatkan wawasan mereka melalui rangsangan yang dititik beratkan pada ranah kognitif. Dengan kata lain, pengetahuan dalam materi pembelajaran diharapkan dapat mendorong siswa untuk mendayagunakan dan mengembangkan ranah kognitifnya tersebut. Pengetahuan sebagai materi pembelajaran meliputi fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
a. Fakta, merupakan data-data berbentuk nyata, menjelaskan suatu objek atau kejadian yang benar-benar telah terjadi, tanpa adanya manipulasi atau rekayasa. Dengan kata lain, fakta adalah sekumpulan data objektif dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
b. Konsep, merupakan serangkaian ide atau gagasan yang diperoleh melalui penikiran mendalam. Konsep dapat menjelaskan kebenaran fakta, dimana setiap pernyataannya harus dapat memberikan gambaran tentang objek atau peristiwa yang sesuangguhnya terjadi.
c.  Prinsip, merupakan segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai tolakan dalam melakukan      tindakan-tindakan tertentu. Prinsip berfungsi sebagai pemersatu antar konsep dari fakta, serta memberikan gambaran implikasi sebab-akibat. 
d.   Prosedur, merupakan langkah-langkah sistematis yang harus dilalui oleh seseorang, ketika hendak  melakukan suatu aktivitas. Adapun aktivitas yang dimaksud tentunya adalah aktivitas yang keberjalanannya sesuai dengan apa yang diharapkan.
2.    Keterampilan Sebagai Materi Pembelajaran
Keterampilan, yaitu kemampuan seseorang dalam mengaplikasikan pengetahuan dan informasi yang dimilikinya, melalui gerakan-gerakan yang terkoordinasikan (teratur). Baik gerakan halus, maupun kasar. Keterampilan merupakan bentuk usaha nyata peserta didik dalam menunaikan tugas-tugas atau permasalahan yang dihadapinya.
Dalam keterampilan sebagai materi pembelajaran meliputi kemampuan dalam menggunakan ide, menentukan alternatif pilihan, memanfaatkan bahan, peralatan, dan waktu yang tersedia, serta menjalankan teknik atau langkah yang harus dilalui. Adapun jika dilihat dari level terampilnya, keterampilan terbagi menjadi gerak awal, semi rutin, dan rutin.
a.    Gerak awal, peserta didik berusaha untuk mempelajari dan memahami keterampilan tertentu.
b.   Semi rutin, peserta didik sudah mulai dapat memahami keteampilan tertentu yang harus dikuasai,    namun masih diperlukan latihan untuk pemantapan.
c.  Rutin, yaitu peserta didik sudah benar-benar dapat menguasai keterampilan tertentu, sehingga ia dapat menerapakannya dalam bentuk perilaku atau tindakan yang tepat.
3.    Sikap dan Nilai Sebagai Materi Pembelajaran
a. Sikap merupakan perilaku yang relatif permanen, melekat, dan turut mencerminkan tingkat keperibadian orang yang memilikinya. Sikap merupakan perilaku respon atau reaksi yang dikeluarkan seseorang ketika dihadapkan dengan objek atau permasalahan tertentu. Baik dan buruknya sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh baik dan buruknya pula pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
b.  Nilai, merupakan tingkat kualitas atau kuantitas yang melekat dalam diri suatu objek. Natonagoro (Kaelan, 2010:89) membagi nilai menjadi  tiga macam, yaitu:
1)   Material, segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani.
2)   Vital, segala sesuatu yang berguna bagi kegiatan aktifitas fisik.
3)   Keohanian, segala sesuatu yang berguna bagi rohani seseorang.
Kaitannya dengan materi pembelajaran, sikap dan nilai yang harus menerap dalam diri peserta didik diantaranya adalah kebersamaan, kejujuran, kasih sayang, tolong menolong, semangat dan minat, semangat bekerja, dan menerima.
B.  Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi Pembelajaran
Prinsip-prinsip yang harus dijadikan dasar dalam mengembangkan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
1.    Prinsip Relevansi
Yaitu materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. Karena, standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan bentuk penyederhanaan dari tujuan pembelajaran. Jadi, ketika materi tersebut sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, maka sama artinya materi itu telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2.    Prinsip Konsistensi
Yaitu keajegan hasil. Artinya, materi pembelajaran yang diberikan pada waktu tertentu harus dapat dibuktikan kebenarannya. Lebih pada pelaksanaan pembelajaran, materi pembelajaran harus sebanding dengan banyaknya kompetensi dasar yang ditetapkan. Sebagai contoh, diketahui standar kompetensi berikut:
Kompetensi Dasar    : Operasi aljabar meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Berdasarkan contoh kompetensi dasar diatas, maka materi pembelajaran yang disajikan harus dapat meliputi informasi-informasi tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
3.    Prinsip Adequacy
Yaitu kecukupan. Materi pembelajaran harus dapat memenuhi kebutuhan para peserta didik, agar mereka terbekali untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. Kemudian, untuk mempermudah mereka dalam menguasai materi, maka kapasitasnya harus diperhatikan. Materi pembelajaran hendaknya tidak terlalu banyak, dan tidak pula terlalu sedikit.
C.  Identifikasi Pengembangan Materi Pembelajaran
Ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan oleh guru dalam mengidentifikasi materi seperti apa, dan bagaimana pengembangan materi yang baik dan benar.
1.  Potensi peserta didik, yaitu tingkat kemampuan siswa dalam menangkap dan menguasai informasi-   informasi yang terkandung dalam materi pembelajaran. Pertimbangan dalam hal ini jelas sangat penting untuk dilakukan, karena pertimbangan yang tidak tepat memungkinkan siswa merasa kesulitan dalam memahami apa yang dijelaskan gurunya.
2.  Relevansi dengan karakteristik daerah, ini merupakan upaya yang harus dilakukan oleh guru beserta kerabat kerja pendidikan yang harus dapat melayani masyarakat dengan optimal. Salah satunya adalah menciptakan manusia-manusia yang berkualitas, dan berguna bagi kehidupannya, keluarganya, dan juga masyarakat dimana ia tinggal. Oleh sebab itu, penetapan dan pengembangan materi pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran harus dapat membekali siswa untuk menjalani kehidupan dimasa mendatang, terutama kehidupan yang sesuai dengan karakteristik lingkungannya tersebut.
3.   Tingkat perkembangan, mengandung maksud yang hampir sama dengan pertimbangan potensi peserta didik, dimana materi yang dikembangkan harus sesuai dengan kemampuannya. Hanya saja jika potensi lebih menekankan pada aspek pengetahuan, maka perkembangan meliputi segalanya, seperti fisik, intelektual, emosional, social, dan spiritual.
4.  Kebermanfaatan, merupakan alasan, mengapa materi pembelajaran harus sesuai dengan potensi dan perkembangan peserta didik. Yaitu agar materi pembelajaran dapat memberikan sesuatu yang bermakna bagi kehidupannya.
5.  Struktur keilmuan, merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah materi pembelajaran apabila dipandang sebagai ilmu. Dalam hal ini materi dianggap sebagai sesuatu yang harus memiliki nilai kebenaran yang pasti, mendasar, dan dapat diakui.
6.   Aktualisasi, kedalaman, dan keluasan materi, yaitu materi pembelajaran diusahakan tidak hanya        menitik beratkan pada salah satu aspek yang harus dikuasai saja, melainkan keseluruhan, meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Harapannya adalah agar anak dapat berinteraksi dengan total ketika dihadapkan dengan suatu objek, permasalahan, ataupun ketika beradaptasi dengan lingkungan.
7. Alokasi waktu, yakni materi pembelajaran harus benar-benar dapat memanfaatkan waktu    pembelajaran yang tersedia, dan dapat berhasil disampaikan pada waktu yang tepat.
D.  Cakupan dan Urutan Materi Pembelajaran
Cakupan dan urutan materi pembelajaran merupakan kapasitas dan ruang lingkup materi yang akan diberikan oleh guru terhadap peserta didik. Penentuan cakupan dan urutan materi pembelajaran tergolong pada hal yang harus dianggar oleh guru melalui berbagai pertimbangan. Apakan pertimbangan yang berkaitan dengan kondisi peserta didik, lingkungan, media, maupun alokasi waktu yang teredia. Tujuannya materi pembelajaran dapat tersampaikan tepat waktu, dan yang paling utama adalah dapat diterima oleh peserta didik dengan baik.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan cakupan dan urutan materi pembelajaran.
1.    Cakupan Materi Pembelajaran
Secara umum, materi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik, harus meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek terebut bisa didapatkan melalui pertimbangan prinsip-prinsi penentuan cakupan materi pembelajaran, diantaranya:
a. Keluasan materi, menggambarkan berapa banyak materi yang dimasukan kedalam materi pembelajaran.
b.   Kedalaman materi, yaitu seberapa detail konsep-konsep yang harus dipelajari dan dikuasai peserta didik.
2.    Urutan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang telah ditentukan tingkat keluasan dan kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan berikut ini.
a.  Pendekatan prosedural, yaitu pendekatan yang menggambarkan langkah sistematis, sesuai dengan urutan yang seharusnya dijalankan.
b. Pendekatan heirarkis, materi pembelajaran diurutkan berdasarkan jenjangnya, yakni dari mudah kesulit, atau dari sederhana kekompleks.
E.  Langkah-Langkah Pengembangan Materi Pembelajaran
Sebelum masuk pada pembicaraan tentang langkah-langkah pengembangan materi pembelajaran, sebaiknya difahami terlebih dahulu kriteria dalam memilih materi pembelajaran. Kriteria pokok pemilihan materi pembelajaran adalah mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan kata lain, materi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya sesuai dan dapat menunjang pada pemcapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut.
Setelah itu, baru materi pembelajaran dapat dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran melalui langkah-langkah dibawah ini.
1.  Megnidentifikasi berbagai aspek yang terkandng dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar  yang harus dicapai.
2. Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran. Hal ini merupakan implikasi dari kebergaman materi pembelajaran itu sendiri.
3.  Menentukan pilihan terhadap alternatif materi pembelajaran yang lebih efektif dan relevan dengan    standar kompetensi dan kompetensi dasar.
4.   Menentukan sumber dan media pendukung terhadap keberhasilan penyemapaian materi pembelajaran.
 
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Materi merupakan seperangkat informasi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran materi dibedakan menjadi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Disamping ketiga hal ini akan turut membentuk keperibadian peserta didik, juga memberikan gambaran akan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh sebab itu, materi bukanlha sesuatu yang hanya harus dipertimbangkan keberadaannya, melainkan harus dikembangkan pada kegiatan pembelajaran yang sesungguhnya.
Terdapat beberapa prinsip yang dapat dipegang oleh guru dalam mengembangkan materi pembelajaran, diantaranya kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy). Disamping itu, dalam mengidentifikasi pengembangan materi pembelajaran, hendaknya guru mempertimbangkan potensi peserta didik, relevansi dengan karakter daerah, tingkatan perkembangan peserta didik, kebermanfaatan materi, struktur keilmuan, aktualisasi dan alokasi waktu yang tersedia.
Kemudian, lebih nyatanya, pengembangan materi pembelajaran dilakukan dengan melalui langkah-langkah yang ditetapkan. Langkah tersebut adalah sebagai berikut.
1.    Megnidentifikasi aspek dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2.    Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran.
3.    Menentukan pilihan terhadap alternatif materi pembelajaran.
4.    Menentukan sumber dan media pendukung.
B.  Saran
Cukup jelas peranan materi pembelajaran dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan komponen yang sangat penting sehingga keberadaannya akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan. Hal ini menimbulkan tuntutan profesi guru semakin meningkat. Namun ini bukanlah sesuatu permasalahan yang harus disoroti, melainkan bagaimana cara yang harus dilakukan guna memenuhi tuntutan profei yang semakin meningkat tersebut. Oleh sebab itu, sebagai disiplin seorang profesional, guru dan calon guru selayaknya memperdalam pengetahuan dan meningkatkan keterampilannya dalam mengembangkan materi pembelajaran dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2009). Pengembangan Mater  Pembelajaran. [online]. http//:wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/pengembangan-materi-pembelajaran.html?m=1 (diakses 17 November 2012)
Ahmad, Bakharuddin. (2012). Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran. [online]. http//:bakharuddin.net/2012/06/pengembangan-bahan-ajar-dan-media.html?m=1 (diakses 17 November 2012)
Satori, Djam’an. (2007). “Profesi Keguruan”. Jakarta:Universitas Terbuka.
Syah, Muhibbin. (2010). “Psikologi Pendidikan”. Bandung:PT Remaja Rosda
Syaodih, Nana. (2005). “Pengembangan Kurkulum”. Bandung:PT Remaja Rosda.

Klasifikasi Strategi Pembelajaran


Strategi dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu: strategi pembelajaran langsung (direct instruction), tak langsung (indirect instruction), interaktif, mandiri, melalui pengalaman (experimental).
Strategi Pembelajaran Langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif.
Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan, sedangkan kelemahan utamanya dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta belajar kelompok. Agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan pemikiran kritis, strategi pembelajaran langsung perlu dikombinasikan dengan strategi pembelajaran yang lain.
Strategi Pembelajaran Tak Langsung
Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan penemuan. Berlawanan dengan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran tak langsung umumnya berpusat pada peserta didik, meskipun dua strategi tersebut dapat saling melengkapi. Peranan guru bergeser dari seorang penceramah menjadi fasilitator. Guru mengelola lingkungan belajar dan  memberikan kesempatan peserta didik  untuk terlibat.
Kelebihan dari strategi ini antara lain: (1) mendorong ketertarikan dan keingintahuan peserta didik, (2) menciptakan alternatif dan menyelesaikan masalah, (3) mendorong kreativitas dan pengembangan keterampilan interpersonal dan kemampuan yang
lain, (4) pemahaman yang lebih baik, (5) mengekspresikan pemahaman. Sedangkan kekurangan dari pembelajaran ini adalah memerlukan waktu panjang, outcome sulit diprediksi. Strategi pembelajaran ini juga tidak cocok apabila peserta didik  perlu mengingat materi dengan cepat.
Strategi Pembelajaran Interaktif
Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing di antara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.
Kelebihan strategi ini antara lain: (1) peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial dan kemampuan-kemampuan, (2) mengorganisasikan pemikiran dan membangun argumen yang rasional. Strategi pembelajaran interaktif memungkinkan untuk menjangkau kelompokkelompok
dan metode-metode interaktif. Kekurangan dari strategi ini  sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok.
Strategi Pembelajaran Empirik (Experiential)
Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi
perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis
dalam pembelajaran empirik yang efektif.
Kelebihan dari startegi ini antara lain: (1) meningkatkan partisipasi peserta didik, (2) meningkatkan sifat kritis peserta didik, (3) meningkatkan analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran pada situasi yang lain. Sedangkan kekurangan dari strategi ini adalah penekanan hanya pada proses bukan pada hasil, keamanan siswa, biaya yang mahal, dan memerlukan waktu yang panjang.
Strategi Pembelajaran Mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untukmembangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil.
Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan bertanggunggjawab. Sedangkan kekurangannya adalah peserta MI belum dewasa, sehingga sulit menggunakan pembelajaran mandiri.
Karakteristik dan cara penggunaan macam-macam strategi di atas, akan dibahas tuntas pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Strategi yang akan dibahas telah dimodivikasi sesuai yang banyak diperlukan dalam pembelajaran di Mi, yaitu: pada paket 5, dibahas tentang strategi pembelajaran langsung (direct instruction), paket 6,  strategi pembelajaran tak langsung (indirect instruction) yang diberi judul dengan startegi pembelajaran inkuiri , paket 7, strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM), paket 8, strategi pembelajaran kooperatf (Cooperative Learning), paket 8, strategi pembelajaran aktif, dan paket 9, strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir

Koneksi Antar Materi - Modul 3.3

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh Perkenalkan saya Siti Zubaidah, S.Pd dari SMAN 1 Pardasuka, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampun...