Rabu, 06 Desember 2023

2.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 2.3. COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

Assalamualikum Warahmatullahi wabarakaatuh...

Perkenalkan saya Siti Zubaidah, S.Pd. CGP angkatan 9. Kali ini saya akan menulis tentang Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik dengan Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP menyimpulkan dan  menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media dengan instruksi sebagai berikut:

  1. Buatlah sebuah kesimpulan dan refleksi yang disajikan dalam bentuk media  informasi. Format media dapat disesuaikan dengan minat dan kreativitas  Anda. Contoh media yang dapat dibuat: artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman  audio,  screencast presentasi, artikel dalam blog, dan lainnya. Selanjutnya, unggah media informasi yang telah dibuat ke Google Drive/Youtube Anda, dan jangan lupa untuk mengklik Bagikan/Shared agar bisa diakses oleh fasilitator.
  2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan ini untuk membantu Anda membuat kaitan tersebut: a). Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi? b).Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin  pembelajaran?
  3. Unggahlah tautan media informasi pada laman LMS.

Dalam koneksi antar materi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik ini saya akan menuliskan dalam 3 aspek yaitu:

 

1. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

    Dengan indikator

  • pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh 
  • emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar 
  • apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar 
  • apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar 
  • keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

2. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

 Indikator:

  • memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh
  • mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru
  • menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)
  • memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

3. Membuat keterhubungan

    Indikator:

  • pengalaman masa lalu
  • penerapan di masa mendatang
  • konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari
  • informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP

 

1. Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?

Peran sebagai coach di sekolah

Sebelum mempelajari praktik Coaching saya sama sekali belum pernah melakuakan coacing di sekolah, Setelah mempelajari Modul 2.3 ini saya mendapatkan pengalaman yang luar biasa di mana saya berlatih dan mempraktekkan coaching bersama rekan CGP lainnya yang mana belum pernah saya lakukan dan praktekkan dalam proses coaching dengan alur TIRTA 

 

Saat pertama kali latihan praktek coaching karena masih baru mengenal perasaan saya masih bingung dan ragu apakah praktek coaching ini dapat saya laksanakan dengan baik. Namun seiring dengan latihan bersama CGP lain dan melaksanakan dengan alur TIRTA saya menjadi lebih bersemangat lagi untuk belajar dan latihan praktek coaching ini. Namun pelaksanaan coaching di sekolah ini harus sering berlatih dan mempraktekkan langsung baik kepada murid maupun kepada rekan guru disekolah.

 

Keterkaitan coaching dengan peran saya disekolah tentunya tak terlepas dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran peran guru adalah menuntun segala kodrat yang dimiliki anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagia masyarakat. Salah satu cara dalam menuntun murid adalah dengan proses coaching di mana guru berperan sebagai coach dan murid sebagai coachee dengan tujuan menuntun murid untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan kekuatan kodrat dan potensi yang ada dalam diri murid.

 

Dalam pembelajaran Peran guru sebagai coach dalam menuntun murid ketika proses pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan kehadiran penuh, mendengarkan aktif dan memberi pertanyaan yang dapat menstimulus pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari. Keterkaitan Coaching dalam proses kegiatan pembelajaran serta proses pembelajaran yang berdiferensiasi dengan pemetaan kebutuhan murid sesuai dengan tingkat pemahaman dan kekuatan kodrat yang ada pada dirinya dengan melaksanakan diagnostik kognitif terlebih dahulu agar dapat mengetahui langkah awal dalam mempersiapkan strategi pembelajaran baik proses, konten maupun produk yang akan dihasilkan.

 

Pelaksanaan coaching menuntun murid dalam kegiatan pembelajaran berdiferensiasi dengan kompetensi sosial emosional yang dimiliki guru diharapkan pembelajaran yang berpusat kepada siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran pada murid sesuai dengan kekuatan kodrat dan karakteristik murid yang berbeda.

2. Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin  pembelajaran?

 

Keterampilan coaching seorang guru akan meningkat secara signifikan, dan ini akan berdampak positif pada pengembangan kemampuan mereka sebagai pemimpin pembelajaran. Untuk membantu guru dalam mencapai pemikiran yang lebih mendalam atau metakognisi, proses percakapan coaching sangat penting. Dalam diskusi yang mendalam ini, pendidik dapat mengeksplorasi potensi dalam komunitas sekolah dan dalam diri mereka sendiri. Sebagai individu pembelajar yang berkelanjutan, percakapan coaching juga sangat penting. Motivasi ini tidak hanya memberikan dorongan, tetapi juga memupuk komitmen melalui pemikiran dan tindakan. Hasilnya, upaya kreatif dan tindakan praktis dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang pada gilirannya berdampak positif pada siswa.

 

Dalam situasi ini, percakapan coaching tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk meningkatkan keterampilan tetapi juga sebagai tempat untuk membangun refleksi diri yang mendalam. Dengan memikirkan potensi dan motivasi yang muncul selama proses coaching, guru dapat menjadi lebih sadar akan peran mereka sebagai pembelajar yang terus berkembang. Metode ini tidak hanya menghasilkan peningkatan kualitas pengajaran tetapi juga pengembangan diri secara keseluruhan.

 

Oleh karena itu, hasil dari diskusi coaching tidak hanya tercermin dalam pemikiran strategis tetapi juga dalam tindakan yang diambil oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran. Dengan menggunakan metode ini, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif dan mendukung yang berdampak positif pada kemajuan akademik dan pribadi siswa.

 

Keterkaitan keterampilan coaching dalam pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran melalui praktik coaching, dengan penerapan paradigma coaching, prinsip coaching, kompetensi inti coching melalui alur TIRTA dan mendengarkan dengan RASA sebagai faktor pendukung terhadap pengembangan kompetensi pemimpin pembelajaran sebagai salahsatu kompetensi yang harus dimiliki oleh Calon Guru Penggerak.

 

Terimakasih.

Salam guru Penggerak...

Tergerak, Bergerak, Menggerakkan.

Wassalamualaikum warahmatullahi Wabarakaatuh

 


Koneksi Antar Materi - Modul 3.3

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh Perkenalkan saya Siti Zubaidah, S.Pd dari SMAN 1 Pardasuka, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampun...