Assalamualikum Warahmatullahi wabarakaatuh...
Perkenalkan saya Siti Zubaidah, S.Pd. CGP angkatan 9. Kali
ini saya akan menulis tentang Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching untuk
Supervisi Akademik dengan Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP
menyimpulkan dan  menjelaskan keterkaitan
materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun
selama modul 2 dalam berbagai media dengan instruksi sebagai berikut:
- Buatlah
     sebuah kesimpulan dan refleksi yang disajikan dalam bentuk media 
     informasi. Format media dapat disesuaikan dengan minat dan
     kreativitas  Anda. Contoh media yang dapat dibuat: artikel,
     ilustrasi, grafik, video, rekaman  audio,  screencast
     presentasi, artikel dalam blog, dan lainnya. Selanjutnya, unggah media
     informasi yang telah dibuat ke Google Drive/Youtube Anda, dan jangan lupa
     untuk mengklik Bagikan/Shared agar bisa diakses oleh fasilitator.
- Bacalah
     pertanyaan-pertanyaan ini untuk membantu Anda membuat kaitan tersebut: a).
     Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya
     dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran
     berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi? b).Bagaimana
     keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai
     pemimpin  pembelajaran?
- Unggahlah
     tautan media informasi pada laman LMS.
Dalam koneksi antar materi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi
Akademik ini saya akan menuliskan dalam 3 aspek yaitu:
1. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar
    Dengan indikator
- pengalaman/materi
     pembelajaran yang baru saja diperoleh 
- emosi-emosi
     yang dirasakan terkait pengalaman belajar 
- apa
     yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses
     belajar 
- apa
     yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses
     belajar 
- keterkaitan
     terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi
2. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
 Indikator:
- memunculkan
     pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya
     lebih jauh
- mengolah
     materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan
     (insight) baru
- menganalisis
     tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun
     daerah)
- memunculkan
     alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi
3. Membuat keterhubungan
    Indikator:
- pengalaman
     masa lalu
- penerapan
     di masa mendatang
- konsep
     atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari
- informasi
     yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP
1. Bagaimana peran Anda sebagai
seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket
modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?
Peran sebagai coach di sekolah
Sebelum mempelajari praktik Coaching saya sama sekali belum
pernah melakuakan coacing di sekolah, Setelah mempelajari Modul 2.3 ini saya
mendapatkan pengalaman yang luar biasa di mana saya berlatih dan mempraktekkan
coaching bersama rekan CGP lainnya yang mana belum pernah saya lakukan dan
praktekkan dalam proses coaching dengan alur TIRTA 
Saat pertama kali latihan praktek coaching karena masih baru
mengenal perasaan saya masih bingung dan ragu apakah praktek coaching ini dapat
saya laksanakan dengan baik. Namun seiring dengan latihan bersama CGP lain dan
melaksanakan dengan alur TIRTA saya menjadi lebih bersemangat lagi untuk
belajar dan latihan praktek coaching ini. Namun pelaksanaan coaching di sekolah
ini harus sering berlatih dan mempraktekkan langsung baik kepada murid maupun
kepada rekan guru disekolah.
Keterkaitan coaching dengan peran saya disekolah tentunya
tak terlepas dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran peran guru adalah
menuntun segala kodrat yang dimiliki anak agar dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagia
masyarakat. Salah satu cara dalam menuntun murid adalah dengan proses coaching
di mana guru berperan sebagai coach dan murid sebagai coachee dengan tujuan
menuntun murid untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan kekuatan kodrat dan
potensi yang ada dalam diri murid.
Dalam pembelajaran Peran guru sebagai coach dalam menuntun
murid ketika proses pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan dengan kehadiran penuh, mendengarkan aktif dan memberi
pertanyaan yang dapat menstimulus pengetahuan siswa terhadap materi yang
dipelajari. Keterkaitan Coaching dalam proses kegiatan pembelajaran serta
proses pembelajaran yang berdiferensiasi dengan pemetaan kebutuhan murid sesuai
dengan tingkat pemahaman dan kekuatan kodrat yang ada pada dirinya dengan
melaksanakan diagnostik kognitif terlebih dahulu agar dapat mengetahui langkah
awal dalam mempersiapkan strategi pembelajaran baik proses, konten maupun
produk yang akan dihasilkan.
Pelaksanaan coaching menuntun murid dalam kegiatan
pembelajaran berdiferensiasi dengan kompetensi sosial emosional yang dimiliki
guru diharapkan pembelajaran yang berpusat kepada siswa dapat mencapai tujuan
pembelajaran pada murid sesuai dengan kekuatan kodrat dan karakteristik murid
yang berbeda.
2. Bagaimana keterkaitan
keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin 
pembelajaran?
Keterampilan
coaching seorang guru akan meningkat secara signifikan, dan ini akan berdampak
positif pada pengembangan kemampuan mereka sebagai pemimpin pembelajaran. Untuk
membantu guru dalam mencapai pemikiran yang lebih mendalam atau metakognisi,
proses percakapan coaching sangat penting. Dalam diskusi yang mendalam ini,
pendidik dapat mengeksplorasi potensi dalam komunitas sekolah dan dalam diri
mereka sendiri. Sebagai individu pembelajar yang berkelanjutan, percakapan
coaching juga sangat penting. Motivasi ini tidak hanya memberikan dorongan,
tetapi juga memupuk komitmen melalui pemikiran dan tindakan. Hasilnya, upaya
kreatif dan tindakan praktis dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, yang pada gilirannya berdampak positif pada siswa.
Dalam
situasi ini, percakapan coaching tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk
meningkatkan keterampilan tetapi juga sebagai tempat untuk membangun refleksi
diri yang mendalam. Dengan memikirkan potensi dan motivasi yang muncul selama
proses coaching, guru dapat menjadi lebih sadar akan peran mereka sebagai
pembelajar yang terus berkembang. Metode ini tidak hanya menghasilkan
peningkatan kualitas pengajaran tetapi juga pengembangan diri secara
keseluruhan.
Oleh
karena itu, hasil dari diskusi coaching tidak hanya tercermin dalam pemikiran
strategis tetapi juga dalam tindakan yang diambil oleh guru sebagai pemimpin
pembelajaran. Dengan menggunakan metode ini, guru dapat menciptakan lingkungan
pembelajaran yang lebih inklusif dan mendukung yang berdampak positif pada
kemajuan akademik dan pribadi siswa.
Keterkaitan keterampilan coaching dalam pengembangan
kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran melalui praktik coaching, dengan
penerapan paradigma coaching, prinsip coaching, kompetensi inti coching melalui
alur TIRTA dan mendengarkan dengan RASA sebagai faktor pendukung terhadap
pengembangan kompetensi pemimpin pembelajaran sebagai salahsatu kompetensi yang
harus dimiliki oleh Calon Guru Penggerak.
Terimakasih.
Salam guru Penggerak...
Tergerak, Bergerak, Menggerakkan.
Wassalamualaikum warahmatullahi Wabarakaatuh
