Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh...
Siti Zubaidah, CGP Angkatan 9 Kab. Pringsewu.
Pada kesempatan kali ini saya akan menulis artikel mengenai Pembelajaran Sosial Emosional (PSE). Artikel ini ditulis sebagai pemahaman materi modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional dan keterkaitan modul 2.2 dengan modul sebelum nya dalam Program Pendidikan Guru Penggerak. Pemahaman ini berdasarkan pertanyaan pemantik yang telah disediakan dalam LMS.
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan pembelajaran
yang dilakukan secara kolaboratif
oleh seluruh komunitas sekolah. Proses Kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga kependidikan di
sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap positif
mengenai aspek sosial
dan emosional. Terdapat 5 (lima)
kerangka Kompetensi Sosial
dan Emosional (KSE) dalam Pembelajaran Sosial Emosional, yaitu: kesadaran
diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Jika
dicermati lebih mendalam 5 Kompetensi Sosial dan Emosional yang telah kita bahas berhubungan erat dengan 6 (enam)
dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Pembelajaran sosial emosional dikembangkan dengan
menggunakan pendekatan kesadaran penuh
(Mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional yang
akan memunculkan perasaan tenang,
stres berkurang, pikiran menjadi jernih, dan fokus serta menjadi semangat dalam belajar. Kesadaran yang muncul ketika seseorang
memberikan perhatian secara
sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi
rasa ingin tahu.
Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai
pemimpin pembelajaran
setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional?
Kesimpulan saya tentang perubahan pengetahuan,
keterampilan, sikap sosial sebagai pemimpin pembelajaran
setelah mempelajari modul ini adalah pendidikan sosial emosional dapat menghasilkan pemimpin pembelajaran yang
memiliki pengetahuan lebih baik tentang emosi,
keterampilan berkomunikasi dan bekerjasama atau berkolaborasi yang baik,
kemampuan mengelola emosi,
sikap yang peduli dan responsif, kemampuan memfasilitasi pembelajaran yang
berpihak pada murid, kepemimpinan yang efektif, dan dampak positif
pada kesejahteraan psikologi diri sendiri, murid, serta orang lain di sekitarnya.
Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional
yang telah anda pelajari dengan modul- modul
sebelumnya?
1. Keterkaitan
pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.1 Filosofi Pemikiran KHD. Dengan pembelajaran sosial emosional guru
dapat menciptakan well-being dalam ekosistem
pendidikan di sekolah,
Sehingga menciptakan kondisi
yang nyaman, sehat, dan bahagia. Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hajar
Dewantara yakni menuntun kodrat anak agar mencapai keselamatan yang setinggi-tingginya sehingga anak akan senang
dan semangat dalam proses belajarnya.
2. Keterkaitan
pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.2 Nilai-nilai dan peran Guru Penggerak. Dalam pembelajaran sosial dan emosional,
guru dapat menumbuhkan nilai dan peran pada guru dan murid dalam pengelolaan
emosi sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada murid serta peran guru penggerak sebagai
pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat tercapai dan berjalan seimbang.
3. Keterkaitan
pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Dalam pembelajaran sosial emosional dapat
mewujudkan visi yang diharapkan dengan melakukan prakarsa perubahan dengan memberikan pembelajaran kesadaran diri, manajemen
diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sehingga diharapkan dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
4. Keterkaitan
pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.4 Budaya Positif. Dalam pembelajaran sosial dan emosional, guru dan murid dapat
mengenali dan memahami
emosi masing-masing sehingga
mampu mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman yang berpengaruh dalam penerapan budaya
positif baik berupa disiplin positif maupun keyakinan
kelas dengan sebaik mungkin.
5. Keterkaitan
pembelajaran sosial emosional dengan modul 2.1 Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Murid Melalui Pembelajaran
Berdiferensiasi. Dalam pembelajaran sosial emosional guru dapat melakukan
pembelajaran dengan mengidentifikasi perasaan dan emosi. Hal ini sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi yang
memetakan kebutuhan murid diantaranya kesiapan
murid, minat, dan profil belajar murid dengan menggunakan strategi
diferensiasi konten, proses, dan
produk, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan murid
agar pembelajaran semakin
menyenangkan dan dapat mewujudkan merdeka belajar.
Sebelum mempelajari modul
ini, saya berpikir
bahwa kompetensi sosial
emosional murid akan terbentuk
dengan sendirinya sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan murid sehingga dalam pembelajaran di kelas saya lebih berfokus
pada penyampaian materi pembelajaran.
Setelah mempelajari modul ini, ternyata pembelajaran berbasis sosial emosional perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa kesiapan , ketertarikan, dan fokus murid dalam memulai pembelajaran untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Berkaitan dengan kebutuhan
belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat
meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari
adalah:
1. Lima kompetensi sosial emosional melalui
peningkatan perilaku positif,
2. Kesadaran penuh
(mindfulness) sebagai dasar
penguatan kompetensi sosial
emosional
3. Pengintergasian KSE di kelas maupun di lingkungan sekolah
Berkaitan dengan perihal diatas, perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah :
Bagi murid-murid: memberikan pengalaman belajar yang
menumbuhkan dan mengembangkan kompetensi
sosial emosional dengan mengintegrasikannya ke dalam konten dan strategi pembelajaran agar tercapai kesejahteraan
baik secara akademik, non akademik dan psikologis. Selain itu, dalam mengimplementasikan pembelajaran
berdiferensiasi, saya sebagai pendidik, dapat
selalu memperhatikan karakteristik murid, apakah tergolong audio, visual
ataupun siswa kinestetik, sehingga
model pembelajaran yang akan saya berikan pun akan bervariasi dan berbeda beda sesuai dengan kebutuhan
murid. Memahami kebutuhan murid pun perlu saya
perhatikan, karena ketika murid membuat suatu kesalahan ataupun
menunjukkan perilaku yang menyimpang,
pastilah ada kebutuhan dasarnya yang belum terpenuhi secara sempurna, dan sepatutnya kita menyikapinya dengan bijaksana serta menerapkan posisi control sebagai
manajer dan penerapan
segitiga restitusi dengan
baik dan benar.
Bagi rekan sejawat:
berupaya konsisten untuk menjadi rekan yang baik, teladan, menjalin komunikasi dan berkolaborasi dengan baik.
Demikian pemaparan koneksi
antar materi modul 2.2 ini. Semoga menginspirasi dan terima kasih.
Salam dan bahagia
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh