TEKNIK DAN
INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN
A.
Pengertian
Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Penilaian
kompetensi pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yanga dilakukan guru
untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam aspek
pengetahuan. Dalam kurikulum 2013 kompetensi pengetahuan menjadi kompetensi
inti dengan kode kompetensi inti 3 (KI 3).
Berikut
ini penjelasan dari kompetensi inti pengetahuan dalam kurikulum 2013.
Kompetensi
Inti Pengetahuan (KI 3) kelas I, II, dan III
Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
KOMPETENSI
INTI
KELAS
I
|
KOMPETENSI
INTI
KELAS
II
|
KOMPETENSI
INTI
KELAS
III
|
2. Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
|
3. Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
|
3. Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
|
Kompetensi
Inti Pengetahuan (KI 3) kelas IV, V, dan VI
Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
KOMPETENSI
INTI
KELAS
IV
|
KOMPETENSI
INTI
KELAS
V
|
KOMPETENSI
INTI
KELAS
VI
|
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain
|
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain
|
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain
|
Kompetensi
Inti Pengetahuan (KI 3) kelas VII, VIII, dan IX
Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
KOMPETENSI
INTI
KELAS
VII
|
KOMPETENSI
INTI
KELAS
VIII
|
KOMPETENSI
INTI
KELAS
IX
|
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
|
1. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
|
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
|
Kompetensi
Inti Pengetahuan (KI 3) kelas X, XI, dan XII
Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah
KOMPETENSI
INTI
KELAS
X
|
KOMPETENSI
INTI
KELAS
XI
|
KOMPETENSI
INTI
KELAS
XII
|
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humoniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
|
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humoniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
|
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humoniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
|
Kompetensi
Inti Pengetahuan (KI 3) kelas X, XI, dan XII
Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
KOMPETENSI INTI
KELAS X
|
KOMPETENSI INTI
KELAS XI
|
KOMPETENSI INTI
KELAS XII
|
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humoniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah
|
1. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humoniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah
|
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humoniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah
|
Penilaian
kompetensi pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yanga dilakukan guru
untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam aspek
pengetahuan yang Meliputi Ingatan atau Hafalan, Pemahaman, Penerapan atau
Aplikasi, Analisis, Sistematis, dan Evaluasi.
B.
Ruang
Lingkup Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Dalam
ranah kompetensi pengetahuan atau kognitif itu terdapat enam jenjang proses
berfikir, yakni:
1.
Pengetahuan/hapalan/ingatan
(knowledge)
Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali tentang
nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunakannya. Dalam kegiatan ini belajar dapat ditunjukkan
melalui: a) mengemukakan arti, b) memberi nama, c) membuat daftar, d)
menentukan lokasi, e) mendeskripsikan sesuatu cerita yang terjadi dan
menguraikannya.
2. Pemahaman
Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu
setelah sesuatu itu diketahui atau diingat. Dalam kegiatan belajar ditunjukkan
melalui : a) mengungkapkan gagasan, b) mendeskripsikan dengan kata-kata
sendiri, c) menjelaskan gagasan pokok, d) menceritakan kembali dengan kata-kata
sendiri.
3. Penerapan
Peneraapan adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan ide-ide umum,
tata cara ataupun metode-metoode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori,
dalam situasi yang baru dan konkret. Penerapan ini adalah proses berfikir
setingkat lebih tinggi dari pemahaman.
4. Analisis
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu
bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami
hubungan antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor yan
lainnya. Dalam pembelajaran ini ditunjukkan melalui: mengidentifikasi faktor
penyebab, merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan untuk memproleh informasi,
membuat grafik dan mengkaji ulang.
5.
Sintesis
Sintesis adalah kemmapuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses
berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian
secara logis sehingga menjelama menjadi suatu pola yang berstrukturatau
berbentuk pola baru.
6. Evaluasi
Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap
suatu situasi, nilai, atau ide.
Kemampuan
Peserta Didik dalam Berpikir Tingkat Tinggi, Kritis dan Kreatif Perlu Dilatih
dan Dikondisikan dengan Baik oleh Guru Melalui Pembelajaran dan Penelitian
C.
Teknik dan Contoh Instrumen Penilaian Kompetensi
Pengetahuan
Guru menilai kompetensi pengetahuan melalui dengan teknik yang digunakan
adalah :
1.
Tes
tertulis
a.
Pengertian
tes tertulis
Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada
peserta didik dalam bentuk tulisan. tes tertulis merupakan kelompok tes yang verbal
artina soal dan jawaban yang diberikan oleh pesrta didik berupa bahasa tulisan.
tes tertulis objektifitasnya relatif tingg dibandingkan dengan tes lainnya.
Bentuk penilaian tertulis dipergunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik yang sifatnya pengetahuan.
Bentuk
Penilaian Tertulis Dipergunakan untuk Mengukur Pencapaian Kompetensi Peserta
Didik yang Sifatnya Pengetahuan (Kognitif)
b. Bentuk tes tertulis
Tes tertulis terdiri dari :
1)
soal pilihan
ganda,
2)
isian,
3)
jawaban
singkat,
4)
benar-salah,
5)
menjodohkan
6)
uraian.
Tes ini bisa digunakan dengan catatan disesuaikan
dengan karakteristik materi atau tuntutan kompetensi yang ingin dicapai. Dari
aspek skor penilaian tertulis dapat dibedakan menjadi dua yaitu : objektif tes
dan subjektif tes. Objektif tes adalah
tes tertulis yang pertanyaannya bersifat tertutup sehingga jawabannya pasti
singkat dan pendek.
Subjektif tes adalah penilaian tertulis yang
pertanyaannya bersifat terbuka sehingga jawabannya berbentuk uraian yang cukup
panjang.
Perbedaan
antara tes objektif dengan tes subjektif.
No
|
Ditinjau dari
|
Tes objektif
|
Tes subjektif
|
1.
|
Taksonomi
tujuan pendidikan yang diukur
|
1.
Baik untuk
mengukur ingatan atau hapalan, pemahaman aplikasi dan analisis.
2.
Tidak cocok
untuk sintesis dan evaluasi
|
1.
Tidak
efisiean untuk mengukur hapalan atu ingatan
2.
Baik untuk
pemahaman aplikasi dan analisis
3.
Sangat baik
untuk sintesis dan evaluasi
|
2.
|
Samping isi
atau bahan
|
Bahan materi
banyak atau luas
|
Bahan atau
materi terbatas
|
3.
|
Persiapan soal
|
Sukar dam
membutuhkan waktu yang panjang, tenaga harus ahli.
|
Mudah,
cepat, dan tidak menuntut keahlian khusus
|
4.
|
Sifat soal
|
Objektif,
validitas, dan realibitas tinggi
|
Objektif,
validitas, dan realibitas rendah
|
5.
|
Pengolah
hasil
|
Sederhana,
objektif dan cepat
|
Rumit,
subjektif, dan waktu lama
|
6.
|
Manfaat bagi
peserta didik
|
1.
Mendorong
belajar dengan tuntas
2.
Membaca dan
menganalisis dengan cepat
|
1.
Mendorong
peserta didik belajar global dan spektakulatif
2.
Mendorong
peserta didik mengintegrasikan atau mengasosiasikan ilmunya
|
7.
|
Manfaat bagi
guru
|
Usaha untuk
mengumpulkan bank soal.
|
Tidak bisa
mengumpulkan.
|
Dalam
Menentukan Bentuk Tes Tertulis Hendaknya Memerhatikan Karakteristik dari
Kompetensi Pengetahuan yang Mau diukur
c.
Penyusunan
kisi-kisi tes tertulis
1.
Pengertian
Syarat tes terulis yang bermutu adalah bahwa soal harus shahih dan andal.
Kisi-kisi soal adalah suatu format yang memuat informasi yang dapat dijadikan
pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi tes. Penyusunan kisi-kisi
merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal.
2.
Fungsi
kisi-kisi soal
Kisi-kisi tes berfungsi sebagai panduan dalam
penulisan dan perakitan soal. Kisi-kisi soal mengarahkan penulis soal terhadap
aspek atau hal apa yang akan diukur melalui soal tersebut. Dari satu indikator
yang ada didalam kisi-kisi akan menghasilkan kualitas soal yang relatif sama.
3.
Syarat
kisi-kisi yang baik
1.
Mewakili isi
silabus atau kurikilum atau materi yang telah diajarkan secara tepat dan
proporsional;
2.
Komponen-komponennya
diuraikan secara rinci, jelas dan mudah dipahami;
3.
Soal-soalnya
dapat dibuat sesuia dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan;
4.
Indikator
dalam kisi-kisi menggunakan kata kerja operasional yang bisa diukur;
5.
Mudah
dibuatkan soalnya;
6.
Sebaran butir
soal dilihat dari aksonomi relatif proporsional dan sesuiakn dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
4.
Komponen
kisi-kisi
1.
Jenis sekolah/
jenjang sekolah
2.
Program/jurusan/rumpun
3.
Bidang studi
4.
Tahun ajaran
5.
Kurikulum yang
diacu
6.
Alokasi waktu
7.
Jumlah soal
8.
Bentuk soal
9.
Penyusun
10. Kompetensi dasar
11. Materi
12. Indikator soal
13. Nomor urut soal
5. Langkah
Penyusunan Kisi-kisi
Komponen-komponen
kisi-kisi di atas adalah komponen-komponen yang diperlukan dalam penyusunan
kisi-kisi. Langkah-langkah mengisi komponen-komponen kisi-kisi, sebagai
berikut:
1.
Jenis sekolah/
jenjang sekolah
2.
Program/jurusan/rumpun
3.
Mata Pelajaran
4.
Tahun ajaran
5.
Kurikulum yang
diacu
6.
Alokasi waktu
7.
Jumlah soal
8.
Bentuk soal
9.
Penyusun
10. Kompetensi inti
11. Kompetensi dasar
12. Kelas
13. Semester
14. Materi
15. Indikator soal
16. Nomor urut soal
6. Format
Kisi-kisi
Format
Kisi-kisi Soal Ujian Sekolah
Tahun
Pelajaran 2012/2013
Jenis
Sekolah : .......................... Alokasi Waktu: 90 Menit
Mata
Pelajaran : .......................... Jumlah Soal : 50
Kurikulum
Acuan : .......................... Bentuk Soal :Pilihan Ganda
Penyusun : ..........................
No.
|
Kompetensi
Inti
|
Kelas/
Semester
|
Kompetensi
Dasar
|
Materi
|
Indikator
|
Nomor Soal
|
1.
|
|
|
|
|
|
1
|
2.
|
|
|
|
|
|
2
|
3.
|
|
|
|
|
|
3
|
4.
|
|
|
|
|
|
4
|
5.
|
|
|
|
|
|
5
|
dst.
|
|
|
|
|
|
dst.
|
Dengan
Menyusun kisi-kisi Soal yang Baik, Maka Akan Menghasilkan Soal yang Baik yang
Mampu Memberikan Informasi pencapaian Kompetensi Peserta Didik Secara Akurat
d. Penulisan Soal Tes Tertulis
Penulisan harus dilakukan secara cermat dan teliti
sesuai dengan teknik penulisan soal yang baik. Setiap butir soal yang ditulis
harus bedasarkan rumusan indikator yang sudah disusun didalam kisi-kisi dan
berdasarkan kaidah penulisan soal baik soal objektif maupun soal uraian.
1. Teknik Penulisan Soal Tes Tertulis
Bentuk Pilihan Ganda
a. Pengertian
Soal Tes
Tertulis Pilihan Ganda
Soal tes tertulis bentuk pilihan ganda dapat
digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik yang bersifat kognitif.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
tes pilihan ganda :
1.
Intruksi
pengerjaanya harus jelas dan bila dipandang perlu disertai contoh pengerjaannya
2.
Hanya ada satu
jawaban yang benar
3.
Tiap butir
soal hendaknya mengandung satu ide meskipun ide tersebut kompleks.
4.
Susunlah agar
jawaban manapun mempunyai kesesuaian tata bahasa dengan kalimat pokoknya
5.
Hindarkan
menggunakan susunan kalimat dalam buku
paket
6.
Jangan gunakan
kata-kata indikator seperti selalu, kadang-kadang, dan pada umumnya.
b.
Jenis-jenis
Tes Bentuk Pilihan Ganda
Berikut ini
jenis-jenis tes pilihan ganda, yaitu:
1) Distracters,
yaitu setiap pertanyaan mempunyai beberapa pilihan yang salah, disediakan satu
yang benar.
2) Variasi
negatif, yaitu setiap pertanyaan mempunyai beberapa pilihan yang benar,
disediakan satu yang salah.
3) Variasi
berganda, yaitu memiliki beberapa kemungkinan jawaban yang semuanya benar, tapi
ada satu jawaban yang paling benar.
4) Variasi
yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban
yang belum lengkap.
c.
Keunggulan
dan Kelemahan Soal Pilihan Ganda
Keunggulann
dari soal pilihan ganda adalah:
1. Tugas
yang harus dikerjakan sudah jelas
2. Jumlah
soal cukup besar
3. Kunci
jawaban dapat dipersiapkan secara pasti
4. Kunci
jawaban mutlak
5. Mudah
dan lebih cepat dikoreksi
6. Soal
pilihan gandamudah dianalisis
7. Soal
dapat disusun bervariasi
Kelemahan
dari soal pilihan ganda adalah:
1. Pendidik
tidak mengembangkan jawabanya
2. Membuat
peserta didik tidak terbiasa mengemukakan ide-ide
3. Kemungkinan
menebak benar sekali
4. Proses
berfikir tidak dapat diikuti
5. Peserta
didik dapat menyontek dengan mudah
6. Sulit
membuat pengecoh
7. Rawan
bocor, dan lain sebagainya
d.
Kaidah
Penulisan Soal Pilihan Ganda
Kaidah penulisan soal pilihan ganda adalah pedoman yang perlu
diperhatikan penulis agar yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Berikut ini kata kerja
yang operasional yang dapat digunakan dalam menulis pilihan ganda.
Disarankan (hanya 1 indikator saja
untuk soal PG
|
Dihindari
|
a. Menentukan
b. Menyebutkan
c. Menghitung
d. Membedakan
e. Menunjukkan
|
a.
memahami
b.
mengerti
c.
mengetahui
d.
menuliskan
e.
mempraktikkan
|
Kaidah
penuliisan soal pilihan ganda meliputi tiga aspek, yaitu:
1.
Aspek Materi
Terdiri
dari tiga hal, yakni:
a. Soal
harus sesuai indikator
b. Pengecoh
berfungsi
c. Mempunyai
jawaban yang benar atau paling benar
2.
Aspek
Kontruksi
Terdiri
dari sepuluh hal, yakni:
a. Pokok
soal dirumuskan secara jelas dan tegas
b. Soal dan
jawaban yang penting-penting saja
c. Tidak
memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar
d. Tidak
mengandung pernyataan yang bersifat negatif
e. Jawaban
logis dan homogen
f. Panjang
jawaban relatif sama
g. Jawaban
tidak mengandung jawban “semua pilihan benar/salah”
h. Jawaban
yang berbentuk angka, disusun berurutan
i.
Gambar, garafik, tabel dan lainya jelas
dan berfungsi
j.
Butir soal tidak bergantung pada soal
sebelumnya
3.
Aspek
Bahasa
Terdiri
dari tiga hal, yakni:
a. Soal
menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
b. Jawaban
tidak mengulang kata
c. Tidak
menggunakan bahasa yang berlaku setempat
e.
Syarat
Tes Tertulis Pilihan Ganda
Syarat
tes tertulis pilihan ganda yang baik adalah:
1.
Memiliki
vaaliditas yang tinggi
2.
Memiliki
realibilitas yang tinggi;
3.
Tiap butir
soal memiliki daya pembeda yang memadai;
4.
Tingakat
kesukaran tes bedasarkan kelompok yang akan dites
5.
Mudah
diadministrasikan
f.
Penskoran
Soal Bentuk Pilihan Ganda
Penskoran tes bentuk pilihan ganda dapat dilakukan dengan dua cara yakni
: penilaian dengan memperhitungkan jawaban salah dan penilaian dengan tidak
memperhitungkan jawaban salah.
1.
Penskoran
dengan memperhitungkan jawaban soal yang salah. Pada cara ini guru
mempertimbangkan jawaban salah dari peserta didik dan digunakan sebagai denda
untuk mengurangi jawaban yang benar. Rumus yang digunakan dengan cara ini
adalah :
N = S/B-n-1
Keterangan
:
N :
Nilai
S : Jumlah jawaban salah
B :
Jumlah jawaban salah
n :
banyaknya pilihan
2.
Penskoran
dengan tidak memperhitungkan jawaban salah. Dengan kata lain pada cara ini guru
tidak memperhitungkan jawaban salah dari peserta didik, sehingga tidak
mengurangi jawaban yang benar. Rumus yang digunakan dengan cara adalah :
N = B
Keterangan
:
N =
Nilai
B =
Jumlah jawaban betul
2. Tes tertulis bentuk lisan
a.
Pengertian
tes isian
Tes tertulis isian adalah suatu bentuk tes dimana butir soal suatu
kalimat dimana bagian-bagian tertentu yang dianggap penting dikosongkan dan
belum sempurna, sehingga peserta didik diminta untuk mengisinya dengan benar.
Kelebihan tes tertulis bentuk isian
adalah :
1.
Mudah dalam
pembuatan soalnya
2.
Kemungkinan
menebak jawaban sangat sulit
3.
Cocok untuk
soal-soal hitungan atau soal yang jawabannya pasti
4.
Hasil-hasil
pengetahuan dapat diukur secara jelas
Sedangkan kelemahannya adalah :
1.
Sulit menyusun
kata-kata yang jawabannya hanya satu
2.
Tidak cocok
untuk mengukur hasil-hasil belajar yang kompleks
3.
Penilaian
menjemukan dan memerlukaan waktu banyak.
b. Kaidah
Menyusun Tes Tertulis Bentuk Isian
Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun tes bentuk
isian adalah:
1.
Jangan
mengambil soal langsung dari buku
2.
Hindari
pertanyaan yang tidak jelas
3.
Jangan
menghilangkan kata-kata kunci terlalu banyak
4.
Usahakan
jawaban terdiridari satu kalimat pendek
5.
Titik-titik
sama panjang
3.
Tes
tertulis bentuk jawaban singkat
a.
Pengertian
tes tertulis jawaban singkat
Tes tertulis jawaban singkat adalah suatu tes tertulis dimana guru
memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang memerlukan jawaban secara
singkat.
b. Kaidah menyusun tes tertulis bentuk
jawaban singkat
1.
Menggunakan
kalimat tanya lebih baik daripada menggunakan kalimat pertanyaan atau berita;
2.
Pertanyaan
disusun sedemikian rupa sehingga jawaban yang muncul dapat disampaikan
sesingkat mungkin ;
3.
Apabila lembar
jawaban ingin dijadikan satu dengan lembar soal sebaiknya disediakan kolom
jawaban yang terpisah dengan soalnya;
4.
Hindari
pengguanaan kalimat yang sama;
5.
Pertanyaan
disusun sedemikian rupa sehingga hanya ada satu kemungkinan jawaban yang benar.
4.
Tes
Tertulis Bentuk Benar Salah
a.
Pengertian
Tertulis Bentuk Benar Salah
Tes tertulis benar salah adalah suatu bentuk tes tertulis dimana soalnya
berupa pernyataan yang mengandung dua kemungkinan yakni benar atau salah. Tugas
peserta didik adalah memilih atau menentukan apakah pernyataan itu benar atau salah.
Soal tertulis benar salah adalah dapat disusun dengan mudah dan dapat
mengungkap materi atau konsep yang cukup luas.
b. Kelebihan dan Kelemahan Tes Tertulis
Bentuk Benar Dan Salah
Kelebihan
tes tertulis bentuk benar dan salah adalah :
1.
Tes ini baik
untuk hasil-hasil dimana hanya ada dua alternatif jawaban;
2.
Tuntutan tidak
ditekankan pada kemampuan membaca;
3.
Sejumlah soal
relatif dapat dijawab dalam tipe tes secara berkala;
4.
Penilaian
mudah objektif dan dapat dipercaya.
Sedangkan
kelemahannya adalah :
1.
Sulit
menuliskan jawaban soal benar salah diluar tingkat pengetahuan yang bebas dari
maksud ganda;
2.
Jawaban soal
tidak memberikan bukti bahwa peserta didik mengetahui dengan baik soal
tersebut;
3.
Memungkinkan
dan mendorong peserta didik untuk menerka-nerka jawaban.
5.
Tes
Tertulis Bentuk Menjodohkan (matching)
Tes tertulis bentuk menjodohkan merupakan tes
tertulis yang terdiri atas dua macam kolom paralel, tiap kolom berisi
pernyataan yang satu menempati posisi sebagai soal dan satunya sebagai jawaban
kemudian peserta didik menjodohkan kesesuaian antara kedua pernyataan tersebut.
a. Kelebihan dan Kelemahan Tes Tertulis
Bentuk Menjodohkan
Kelebihan
tes tertulis bentuk menjodohkan :
1.
Waaktu membaca
dan merespon relatif singkat;
2.
Mudah untuk
dibuat;
3.
Penilaian
mudah dan objektif dan dapt dipercaya;
Sedangkan
kelemahannya adalah :
1.
Materi soal
menjodohkandbatasi oleh faktor-faktor ingatan ynag sederhana dan kurang dapat
dipakai untuk mengukur penguasaan yang bersifat pengertian dan kemempuan yang
bersifat penafsiran;
2.
Sulit menyusun
soal menjodohkan yang mengandung sejumlah respon yang homogen;
3.
Mudah
terpengaruh dengan petunjuk yang tidak relevan.
b. Kaidah
Menyusun Tes Tertulis
Bentuk Menjodohkan
Beberapa
petunjuk praktis dalam menyusun tes menjodohkan adalah:
1.
Terdiri dari
masalah yang sejenis
2.
Jumlah kata
kurang lebih 15 kata
3.
Menggunakan
sistematika tertentu
4.
Disusun dalam
kalimat yang lebih pendek dan ringkas
5.
Jangan menulis
jawaban yang bersambung ke halaman berikutnya
6.
Tes
Tertulis Bentuk Uraian
a.
Pengertian
Soal Bentuk Uraian
Soal bentuk uraian adalah penilaian yang menuntut peserta didik untuk
mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah
dipelajari dengan cara mengemukakan gagasan tersebut dalam bentuk uraian
tertullis dengan menggunkan kata-katanya sendiri.
Tes
tertulis bentuk uraian dapat dibedakan menjadi dua yaitu
1.
Tes tertulis
terbuka atau bebas artinya butir soal yang ditanyakan hanya menyangkut masalh
utama yang dibicarakan tanpa memberikan arahan tertentu dalam menjawabnya.
2.
Tes uraian
tertutup artinya butir soal yang ditanyakan sudah mengarah kemasalah tertentu
sehingga jawaban peserta didik harus sesuai dengan apa yang dituntut dari soal
itu secara terstruktur.
b. Acuan
Kualitas Pertanyaan Tes Bentuk Uraian
Berikut ini acuan kualitas dalam menyusun tes bentuk
uraian:
Kata kerja Operasional untuk Soal Uraian
Disarankan
|
Dihindari
|
1.
Menuliskan
2.
Menjelaskan
3.
Menghitung
4.
Menguraikan
5.
Memberi
contoh
|
1. Memahami
2. Mengerti
3. Mengetahui
4. Mendemonstrasikan
5. Mempraktikkan
|
c.
Keunggulan
Dan Kelemahan Dari Tes Tertulis Bentuk Uraian
Keunggulan dari soal uraian adalah:
1.
Mengukur aspek
kognitif yang tinggi;
2.
Mengembangkan
kemampuan berbahasa peserta didik;
3.
Melatih
kemampuan berfikir yang teratur peserta didik;
4.
Mengembangkan
ketrampilan pemecahan masalah;
5.
Penyusunan
soal tidak membutuhkan waktu yang lama;
6.
Mengindari
sifat tekaan dlam menjawab soal;
7.
Menggali
kemampuan berfikir kritis peserta didik
8.
Biaya
pembuatan lebih murah;
9.
Mampu
memberikan gambaran yang tepat pada setiap langkah peserta didik;
Sedangkan
kelemahannya adalah :
1.
Sampel soal
sangat terbatas sehingga bahan meteri yang diujikan terbatas pula;
2.
Cara memeriksa
hasil pekerjaan peserta didik sangat sukar dan bisa subjektif;
3.
Membutuhkan
waktu yang cukup banyak untuk koreksi;
4.
Membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu soal uraian;
5.
Tidak mencakup
KD yang dapat diuji
6.
Tidak mampu
mencakup materi esensial seluruhnya.
d. Kaidah
Penulisan Soal Uraian
Kaidah
dalam menulis soal uraian bisa dilihat dari tiga aspek:
1.
Aspek
Materi
Aspek
materi terdiri dari empat hal, yakni:
a. Soal
sesuai dengan indikator
b. Batasan
pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas
c. Isi
materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran
d. Isi
materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang,jenis sekolah, dan tingkat kelas.
2.
Aspek
Konstruksi
Aspek
kontruksi terdiri dari empat hal, yakni:
a. Rumusan
kalimat harus menggunakan kata tanya yang menuntut jawaban terurai
b. Ada
petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan ssoal
c. Ada
pedoman atau rubrik penskoran
d. Tabel,
gambar, grafik, peta atau yang sejenisnya
3.
Aspek
Bahasa
Aspek
bahasa terdiri dari lima hal, yakni:
d. Rumusan
soal komunikatif
e. Menggunakan
bahasa yang baik dan benar
f. Tidak
menggunakan kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda
g. Tidak
menggunakan bahasa yang berlaku setempat
h. Tidak
mengandung kalimat yang menyinggung peserta didik
d. Syarat Tes Uraian
Syarat
tes uraian yang baik adalah:
1.
Batasi ruang
lingkup materi dengan memilih materi atau bahan pelajaran yang esensial yang
dapat mewakili materi lainnya;
2.
Gunakan bahasa
yang baik dan benar;
3.
Jangan
mengulang-ngulang pertanyaan;
4.
Tuliskan
rubrik penskoran sebelum menulis soal;
5.
Tuliskan skor
pada setiap jawaban yang benar;
6.
Rumusan soal
harus jelas dan tegas;
7.
Rumusan soal
tidak menggunakan kalimat mengandung penafsirn ganda;
8.
Rumusan soal
harus jelas dan tegas;
9.
Memiliki
validitas yang tinggi;
10.
Memiliki
reabilitas yang tinggi.
Penyusun Tes
Tertulis Perlu Memerhatikan Kaidah-kaidah Penyusunan Soal, sehingga
Menghasilkan Instrumen Tertulis yang Valid dan Reliabel
2. Instrumen tes lisan
a.
Pengertian
Tes bentuk lisan adalah te yang dipergunakan untuk
mengukur tingkat pencapaian terutama pengetahuan dimana guru emberikan
pertanyaan langsung kepada peserta didik secara verbal dan direpon oleh peserta
didik juga dengan bahasa verbal.
b.
Kelebihan
dan Kekurangan Tes Lisan
Kelebihan
tes lisan adalah;
1.
Dapat
digunakan untuk menilai kepribadian dan kompetensi pengusaan pengetahuan
peserta didik;
2.
Dapat bertanya
langsung jika pertanyaan kurang jelas;
3.
Guru dapat
menilai jawaban yang tersirat dan tersurat dari apa yang telah disampaikan
siswanya;
4.
Guru dapat
mengetahui secara jelas kemampuan peserta didik;
5.
Dapat mengukur
kecakapan peserta didik;
6.
Guru dapat
menilai langsung.
Sedangkan
kelemahannya adalah :
1.
Mempengaruhi
objektifitas hasil;
2.
Keadaan
emosional peserta didik sangat dipengaruhi oleh kehadiran pribadi guru yang
dihadapinya;
3.
Pertanyaan
yang diajukan peserta didik serng tidak sama jumlahnya maupun tingkat
kesukarannya;
4.
Membutuhkan
waktu yang lama dalam melaksnaknnya;
5.
Kebebasan
peserta didik dalam menjawab jadi berkurang;
6.
Seringkali
guru terlalu cepat dalam menyimpilkan jawaban dari peserta didik.
Penilaian dengan
Tes Lisan Dapat Dijadikan suatu Alternatif bagi Guru untuk Menilai Kompetensi
Pengetahuan Selama Tuntutan dariKompetensi yang akan Dicapai Sesuai dengan
penilaian Melalui Tes Lisan
3.
Instrumen
Penugasan atau Proyek
a.
Pengertian
Penugasan atau Proyek
Instrumen penugasan adalah pekerjaan rumah yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuia dengan karakteristik tugas yang
bertujuan untuk pendalaman terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan yang
telah dipelajari dikelas melalui proses pembelajaran.
b.
Perencanaan
dan Pelaksanaan Penilaian Kompetensi Pengetahuan Melalui Penugasan
Langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam perencanaan penilaian antara lain:
1) Menenttukan
kompetensi yang akan dinilai.
2) Menentukan
tugas yang akan dibuat peserta didik
3) Menentukan
rencana pengerjaan tugas
4) Menetapkan
pendekatan penskoran
5) Menetapkan
batas waktu pengerjaan tugas
6) Merumuskan
tahapan pelaksanaan tugas dan lain sebagainya
c.
Rambu-rambu Penilaian Kompetensi Pengetahuan Melalui Penugasan
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan
dalam penilaian kompetensi
pengetahuan melalui penugasan
1) Tugas
mengajar pada pencapaian indikator hasil belajar
2) Tugas
dapat dikerjakan
3) Tugas
harus bersifat adil
4) Disesuaikan
dengan taraf pengembangan peserta didik
5) Dan lain
sebagainya
Tugas
atau Pekerjaan Rumah yang Diberikan Guru Hendaknya Memerhatikan Beban Belajar
Peserta Didik dan Hasil Tugas atau Pekerjaan Rumah Peserta Didik Diberi Respons
atau Catatan oleh Guru Segera Setelah Tugas atau Pekerjaan Rumah Dikumpul
D.
Penelaahan
Soal
Soal
yang telah ditulis, sebaiknya ditelaah untuk melihat kesesuaian dengan
kaidah-kaidah penyusunan soal. Telaah bisa dilakukan oleh teman sejawat secara silang
dalam satu rumpun mata pelajaran. Dalam
rangka memudahkan kegiatan telaah soal bisa menggunakan format sebagai berikut:
Kartu
Telaah Soal Pilihan Ganda
Berilah
tanda centang pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan kriteria telaah dari
butir soal yang ditelaah.
Nomor
Soal:.........
|
No.
|
Kriteria
Penelaahan
|
Ya
|
Tidak
|
A.
|
Materi
|
|
|
1.
|
Soal sesuai dengan indikator
|
|
|
2.
|
Pengecoh berfungsi
|
|
|
3.
|
Mempunyai jawaban yang benar/paling benar
|
|
|
B.
|
Konstruksi
|
|
|
4.
|
Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas
|
|
|
5.
|
Rumusan Soal dan jawaban yang penting-penting saja
|
|
|
6.
|
Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban
yang benar
|
|
|
7.
|
Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang
bersifat negatif ganda
|
|
|
8.
|
Jawaban logis dan homogen
|
|
|
9.
|
Panjang jawaban relatif sama
|
|
|
10.
|
Pilihan jawaban tidak mengandung jawban “semua
pilihan benar/salah”
|
|
|
11.
|
Jawaban yang berbentuk angka, disusun berurutan
|
|
|
12.
|
Gambar, garafik, tabel dan sejenisnya jelas dan
berfungsi
|
|
|
13.
|
Butir soal tidak bergantung pada soal sebelumnya
|
|
|
C.
|
Bahasa
|
|
|
14.
|
Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
Bahasa Indonesia
|
|
|
15.
|
Bahasa yang digunakan komunikatif
|
|
|
16.
|
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
|
|
|
17.
|
Jawaban tidak mengulang kata
|
|
|
Catatan:
|
Kartu
Telaah Soal Uraian
Berilah
tanda centang pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan kriteria telaah dari
butir soal yang ditelaah.
Nomor
Soal:
|
No.
|
Aspek
yang Di Telaah
|
Ya
|
Tidak
|
A.
|
Materi
|
|
|
1.
|
Soal sesuai dengan indikator
|
|
|
2.
|
Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan
jelas
|
|
|
3.
|
Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan
pengukuran
|
|
|
4.
|
Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan
jenjang,jenis sekolah, dan tingkat kelas.
|
|
|
B.
|
Konstruksi
|
|
|
5.
|
Rumusan kalimat harus menggunakan kata tanya yang
menuntut jawaban terurai
|
|
|
6.
|
Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan
soal
|
|
|
7.
|
Ada pedoman penskoran
|
|
|
8.
|
Tabel, gambar, grafik, peta atau yang sejenisnya
disajikan dengan jelas dan terbaca
|
|
|
C.
|
Bahasa
|
|
|
9.
|
Rumusan soal komunikatif
|
|
|
10.
|
Butir soal menggunakan bahasa yang baik dan benar
|
|
|
11.
|
Tidak menggunakan kalimat yang menimbulkan
penafsiran ganda
|
|
|
12.
|
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
|
|
|
13.
|
Tidak mengandung kalimat yang menyinggung peserta
didik
|
|
|
Catatan:
|
Soal
yang Telah Selesai Disusun Sebaiknya Ditelaah Kembali untuk Melihat Kesesuaian
dengan Kaidah-kaidah Penyusunan Soal yang Baik
E.
Analisis
Butir Soal
Analisis
butir soall dimaksudkan untuk mengidentifikasi soal-soal yang berkategori baik,
kurang baik, dan jelek. Ada tiga hal yang berhubungan dengan analisis soal,
yaitu:
1.
Tingkat
Kesukaran Soal
Tingkat
kesukaran soal adalah preporsi jumlah peserta tes yang menjawab benar, yaitu
perbandingan jumlah peserta tes yang menjawab benar dengan jumlah peserta tes seluruhnya.
Rumus:
P = B/T
Keterangan:
P = Tingkat
Kesukaran Soal
B = Jumlah
Peserta Tes yang Menjawab Soal dengan Benar
T = Jumlah
Seluruh Peserta yang Ikut Tes
Hasil
penghitungan tingkat kesukaran soal dapat dikategorikan menjadi tiga, yakni:
a. 0,00 s/d
0,30 = Sukar
b. 0,31 s/d
0,70 = Sedang
c. 0,71 s/d
1,00 = Mudah
2.
Tingkat
Daya Beda Soal
Tingkat
daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta
didik yang sudah menguasai materi dan
peserta didik yang belum menguasai materi (kompetensi).
Rumus:
D = 2 (A-B) : T
Keterangan:
D = Daya Pembeda
Soal
A = Jumlah
Peserta Tes pada Kelompok Atas yang Menjawab Benar
B = Jumlah
Peserta Tes pada Kelompok Bawah yang Menjawab Benar
T = Jumlah
Peserta Tes
Hasil
penghitungan tingkat kesukaran soal dapat dikategorikan menjadi empat, yakni:
D
= 0,00-0,20 : Jelek
D
= 0,21-0,40 : Cukup
D
= 0,41-0,70 : Baik
D
= 0,71-1,00 : Baik Sekali
Langkah-langkah menghitung daya beda
soal adalah sebagai berikut:
1. Buatlah
ranking dari seluruh peserta tes
2. Kelompokkan
peserta tes menjadi dua kelompok berdasarkan peringkat (skor) tes
3. Buatlah
skor untuk masing-masing peserta tes
4. 50%
peserta tes peringkat atas masuk kelompok A, dan 50% peserta tes peringkat
bawah masuk kelompok B.
5. Masukan
kategori kelompok ke dalam masing-masing peserta tes
6. Masukan
rumus data beda
7. Berikan
rekomendasi sesuai dengan kriteria (Kategori)
3.
Pola
Distribusi Jawaban
Pola
distribusi jawaban adalah suatu pola yang dapat menggambarkan bagaimana peserta
tes menentukan pilihan jawaban terhadap kemungkinan-kemungkinan jawaban yang
telah dipasangkan pada setiap butir soal. Pola distribusi jawaban digunakan
untuk mengetahui berfungsi tidaknya pengecoh atau sistraktor jawaban yang
tersedia.
Soal
yang Telah Selesai Dipergunakan Mengukur Tingkat Pencapaian Peserta Didik,
Perlu Dianalisis untuk Melihat Kualitas Soal Tersebut
F.
Kunci
Jawaban dan Pedoman Penskoran
Kunci
jawaban adalah jawaban yang benar dari soal objektif, seperti pilihan ganda,
menjodohkan dan isian singkat. Guru sebaiknya menyusun kunci jawaban bersamaan
dengan ketika menyusun soal.
Menurut
Mardapi, (2012: 173) pada soal uraian objektif cara pemberian skor bisa
dilakukan dengan beberapa cara, yakni:
1. Menggunakan
penskoran analitik. Contohnya mata pelajaran Matematika dan Fisika.
2. Menggunakan
penskoran dengan skala global, contohnya dalam mata pelajaran, Bahasa
Indonesia.
3. Lakukan
penilaian jawaban pertanyaan demi pertanyaan bukan peserta didik ke peserta
didik.
4. Bila
mungkin hilangkan identitas peserta didik dengan memberi kode saja.
Dengan
Membuat Pedoman atau Rubrik Penskoran, Maka Guru Dapat Mengoreksi Pekerjaan
atau Hasil Kerja Peserta Didik Secara Objektif dan Akurat
G.
Pemanfaatan
Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil
belajar yang diperoleh peserta didik merupakan informasi yang sangat berguana
bagi guru dan peserta didik termasuk orang tua. Dari hasil belajar peserta
didik guru dapat menyusun profil atau peta penguasaan kompetensi peserta didik
secara rinci dan spesiifik.
Hasil
Penilaian yang Dilakukan oleh Guru Perlu Dimanfaatkan untuk Memetakan Pencapaian
Kompetensi Peserta Didik dan Perbaikan Kualitas Pembelajaran