PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN
Perlu
diingat, pembelajaran dapat dipandanga sebagai suatu sistem, dimana didalamnya
terdapat beberapa komponen yang satu sama lain saling keterkaitan dan bekerja
sama dalam mencapai tujuan, yakni tujuan pembelajaran. Adapun salah satu dari komponen
tersebut adalah isi atau materi pembelajaran.
A.
Hakekat Materi Pembelajaran
Materi
pembelajaran merupakan komponen pembelajaran yang memegang peranan cukup
esensial, mengarahkan peserta didik pada pencapaian tujuan atau sasaran
pembelajaran yang ditetapkan. Mengapa tidak, didalam materi pembelajaran
terkandung aspek-aspek tertentu yang diharapkan mampu membimbing mereka untuk
berperilaku yang baik. Aspek-aspek tersebut diantaranya logika, etika, dan
estetika.
Ketiganya
adalah perangkat pengetahuan peserta didik tentang pertimbangan-pertimbangan
yang harus dilakukan ketika hendak melakukan aktivitas tertentu. Melalui
penguasaan ketiga aspek tersebut mereka akan memiliki pilihan terkait dengan
perilaku seperti apa yang seharusnya dilakukan, dan perilaku seperti apa yang
tidak boleh dilakukan. Lebih dari itu, peserta didik dapat memiliki bekal dalam
mewujudkan kehidupan yang indah dan bermakna, sebagaimana telah menjadi harapan
bersama yang secara universal tercantum dalam tujuan pendidikan.
Materi
dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.
1.
Pengetahuan
Sebagai Materi Pembelajaran
Pengetahuan
yaitu informasi-informasi ajar yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Keberadaannya bertujuan untuk meningkatkan wawasan mereka melalui rangsangan
yang dititik beratkan pada ranah kognitif. Dengan kata lain, pengetahuan dalam
materi pembelajaran diharapkan dapat mendorong siswa untuk mendayagunakan dan
mengembangkan ranah kognitifnya tersebut. Pengetahuan sebagai materi
pembelajaran meliputi fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
a. Fakta, merupakan
data-data berbentuk nyata, menjelaskan suatu objek atau kejadian yang
benar-benar telah terjadi, tanpa adanya manipulasi atau rekayasa. Dengan kata
lain, fakta adalah sekumpulan data objektif dan dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
b. Konsep,
merupakan serangkaian ide atau gagasan yang diperoleh melalui penikiran mendalam.
Konsep dapat menjelaskan kebenaran fakta, dimana setiap pernyataannya harus
dapat memberikan gambaran tentang objek atau peristiwa yang sesuangguhnya
terjadi.
c. Prinsip,
merupakan segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai tolakan dalam melakukan
tindakan-tindakan tertentu. Prinsip berfungsi sebagai pemersatu antar konsep
dari fakta, serta memberikan gambaran implikasi sebab-akibat.
d.
Prosedur,
merupakan langkah-langkah sistematis yang harus dilalui oleh seseorang, ketika
hendak melakukan suatu aktivitas. Adapun aktivitas yang dimaksud tentunya
adalah aktivitas yang keberjalanannya sesuai dengan apa yang diharapkan.
2.
Keterampilan
Sebagai Materi Pembelajaran
Keterampilan,
yaitu kemampuan seseorang dalam mengaplikasikan pengetahuan dan informasi yang
dimilikinya, melalui gerakan-gerakan yang terkoordinasikan (teratur). Baik
gerakan halus, maupun kasar. Keterampilan merupakan bentuk usaha nyata peserta
didik dalam menunaikan tugas-tugas atau permasalahan yang dihadapinya.
Dalam
keterampilan sebagai materi pembelajaran meliputi kemampuan dalam menggunakan
ide, menentukan alternatif pilihan, memanfaatkan bahan, peralatan, dan waktu
yang tersedia, serta menjalankan teknik atau langkah yang harus dilalui. Adapun
jika dilihat dari level terampilnya, keterampilan terbagi menjadi gerak awal,
semi rutin, dan rutin.
a.
Gerak awal,
peserta didik berusaha untuk mempelajari dan memahami keterampilan tertentu.
b. Semi rutin,
peserta didik sudah mulai dapat memahami keteampilan tertentu yang harus
dikuasai, namun masih diperlukan latihan untuk pemantapan.
c. Rutin, yaitu
peserta didik sudah benar-benar dapat menguasai keterampilan tertentu, sehingga
ia dapat menerapakannya dalam bentuk perilaku atau tindakan yang tepat.
3.
Sikap dan Nilai
Sebagai Materi Pembelajaran
a. Sikap merupakan
perilaku yang relatif permanen, melekat, dan turut mencerminkan tingkat
keperibadian orang yang memilikinya. Sikap merupakan perilaku respon atau
reaksi yang dikeluarkan seseorang ketika dihadapkan dengan objek atau
permasalahan tertentu. Baik dan buruknya sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh
baik dan buruknya pula pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
b. Nilai, merupakan
tingkat kualitas atau kuantitas yang melekat dalam diri suatu objek. Natonagoro
(Kaelan, 2010:89) membagi nilai menjadi
tiga macam, yaitu:
1)
Material, segala
sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani.
2)
Vital, segala
sesuatu yang berguna bagi kegiatan aktifitas fisik.
3)
Keohanian,
segala sesuatu yang berguna bagi rohani seseorang.
Kaitannya dengan materi pembelajaran, sikap dan
nilai yang harus menerap dalam diri peserta didik diantaranya adalah
kebersamaan, kejujuran, kasih sayang, tolong menolong, semangat dan minat,
semangat bekerja, dan menerima.
B.
Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi Pembelajaran
Prinsip-prinsip
yang harus dijadikan dasar dalam mengembangkan materi pembelajaran adalah
kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
1.
Prinsip
Relevansi
Yaitu materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. Karena, standar
kompetensi dan kompetensi dasar merupakan bentuk penyederhanaan dari tujuan
pembelajaran. Jadi, ketika materi tersebut sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, maka sama artinya materi itu telah sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
2.
Prinsip
Konsistensi
Yaitu
keajegan hasil. Artinya, materi pembelajaran yang diberikan pada waktu tertentu
harus dapat dibuktikan kebenarannya. Lebih pada pelaksanaan pembelajaran,
materi pembelajaran harus sebanding dengan banyaknya kompetensi dasar yang
ditetapkan. Sebagai contoh, diketahui standar kompetensi berikut:
Kompetensi Dasar :
Operasi aljabar meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Berdasarkan
contoh kompetensi dasar diatas, maka materi pembelajaran yang disajikan harus
dapat meliputi informasi-informasi tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian.
3. Prinsip Adequacy
Yaitu kecukupan. Materi pembelajaran harus dapat
memenuhi kebutuhan para peserta didik, agar mereka terbekali untuk mencapai
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. Kemudian, untuk
mempermudah mereka dalam menguasai materi, maka kapasitasnya harus
diperhatikan. Materi pembelajaran hendaknya tidak terlalu banyak, dan tidak
pula terlalu sedikit.
C.
Identifikasi Pengembangan Materi Pembelajaran
Ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan oleh
guru dalam mengidentifikasi materi seperti apa, dan bagaimana pengembangan
materi yang baik dan benar.
1. Potensi peserta didik, yaitu tingkat kemampuan siswa
dalam menangkap dan menguasai informasi- informasi yang terkandung dalam materi
pembelajaran. Pertimbangan dalam hal ini jelas sangat penting untuk dilakukan,
karena pertimbangan yang tidak tepat memungkinkan siswa merasa kesulitan dalam
memahami apa yang dijelaskan gurunya.
2. Relevansi dengan karakteristik daerah, ini merupakan
upaya yang harus dilakukan oleh guru beserta kerabat kerja pendidikan yang
harus dapat melayani masyarakat dengan optimal. Salah satunya adalah
menciptakan manusia-manusia yang berkualitas, dan berguna bagi kehidupannya,
keluarganya, dan juga masyarakat dimana ia tinggal. Oleh sebab itu, penetapan
dan pengembangan materi pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran harus dapat
membekali siswa untuk menjalani kehidupan dimasa mendatang, terutama kehidupan
yang sesuai dengan karakteristik lingkungannya tersebut.
3. Tingkat perkembangan, mengandung maksud yang hampir
sama dengan pertimbangan potensi peserta didik, dimana materi yang dikembangkan
harus sesuai dengan kemampuannya. Hanya saja jika potensi lebih menekankan pada
aspek pengetahuan, maka perkembangan meliputi segalanya, seperti fisik,
intelektual, emosional, social, dan spiritual.
4. Kebermanfaatan, merupakan alasan, mengapa materi
pembelajaran harus sesuai dengan potensi dan perkembangan peserta didik. Yaitu
agar materi pembelajaran dapat memberikan sesuatu yang bermakna bagi
kehidupannya.
5. Struktur keilmuan, merupakan salah satu syarat yang
harus dipenuhi oleh sebuah materi pembelajaran apabila dipandang sebagai ilmu.
Dalam hal ini materi dianggap sebagai sesuatu yang harus memiliki nilai
kebenaran yang pasti, mendasar, dan dapat diakui.
6. Aktualisasi, kedalaman, dan keluasan materi, yaitu
materi pembelajaran diusahakan tidak hanya menitik beratkan pada salah satu
aspek yang harus dikuasai saja, melainkan keseluruhan, meliputi kognitif,
afektif, dan psikomotor. Harapannya adalah agar anak dapat berinteraksi dengan
total ketika dihadapkan dengan suatu objek, permasalahan, ataupun ketika beradaptasi
dengan lingkungan.
7. Alokasi waktu, yakni materi pembelajaran harus
benar-benar dapat memanfaatkan waktu pembelajaran yang tersedia, dan dapat
berhasil disampaikan pada waktu yang tepat.
D. Cakupan dan
Urutan Materi Pembelajaran
Cakupan dan urutan materi pembelajaran merupakan
kapasitas dan ruang lingkup materi yang akan diberikan oleh guru terhadap
peserta didik. Penentuan cakupan dan urutan materi pembelajaran tergolong pada
hal yang harus dianggar oleh guru melalui berbagai pertimbangan. Apakan pertimbangan
yang berkaitan dengan kondisi peserta didik, lingkungan, media, maupun alokasi
waktu yang teredia. Tujuannya materi pembelajaran dapat tersampaikan tepat
waktu, dan yang paling utama adalah dapat diterima oleh peserta didik dengan
baik.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan hal-hal
yang harus dipertimbangkan dalam menentukan cakupan dan urutan materi
pembelajaran.
1. Cakupan Materi Pembelajaran
Secara umum, materi pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik, harus meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Ketiga aspek terebut bisa didapatkan melalui pertimbangan prinsip-prinsi
penentuan cakupan materi pembelajaran, diantaranya:
a. Keluasan materi, menggambarkan berapa banyak materi
yang dimasukan kedalam materi pembelajaran.
b. Kedalaman materi, yaitu seberapa detail
konsep-konsep yang harus dipelajari dan dikuasai peserta didik.
2. Urutan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang telah ditentukan tingkat
keluasan dan kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan berikut ini.
a. Pendekatan prosedural, yaitu pendekatan yang
menggambarkan langkah sistematis, sesuai dengan urutan yang seharusnya
dijalankan.
b. Pendekatan heirarkis, materi pembelajaran diurutkan
berdasarkan jenjangnya, yakni dari mudah kesulit, atau dari sederhana
kekompleks.
E. Langkah-Langkah
Pengembangan Materi Pembelajaran
Sebelum masuk pada pembicaraan tentang
langkah-langkah pengembangan materi pembelajaran, sebaiknya difahami terlebih
dahulu kriteria dalam memilih materi pembelajaran. Kriteria pokok pemilihan
materi pembelajaran adalah mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Dengan kata lain, materi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya
sesuai dan dapat menunjang pada pemcapaian standar kompetensi dan kompetensi
dasar tersebut.
Setelah itu, baru materi pembelajaran dapat
dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran melalui langkah-langkah dibawah ini.
1. Megnidentifikasi berbagai aspek yang terkandng dalam
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai.
2. Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran. Hal ini
merupakan implikasi dari kebergaman materi pembelajaran itu sendiri.
3. Menentukan pilihan terhadap alternatif materi
pembelajaran yang lebih efektif dan relevan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
4. Menentukan sumber dan media pendukung terhadap
keberhasilan penyemapaian materi pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Materi merupakan seperangkat informasi yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran materi dibedakan
menjadi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Disamping ketiga hal ini akan
turut membentuk keperibadian peserta didik, juga memberikan gambaran akan
tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan. Oleh sebab itu, materi bukanlha sesuatu yang hanya harus
dipertimbangkan keberadaannya, melainkan harus dikembangkan pada kegiatan
pembelajaran yang sesungguhnya.
Terdapat
beberapa prinsip yang dapat dipegang oleh guru dalam mengembangkan materi
pembelajaran, diantaranya kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan
kecukupan (adequacy). Disamping itu, dalam mengidentifikasi pengembangan materi
pembelajaran, hendaknya guru mempertimbangkan potensi peserta didik, relevansi
dengan karakter daerah, tingkatan perkembangan peserta didik, kebermanfaatan materi,
struktur keilmuan, aktualisasi dan alokasi waktu yang tersedia.
Kemudian,
lebih nyatanya, pengembangan materi pembelajaran dilakukan dengan melalui
langkah-langkah yang ditetapkan. Langkah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Megnidentifikasi aspek dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
2. Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran.
3. Menentukan pilihan terhadap alternatif materi
pembelajaran.
4. Menentukan sumber dan media pendukung.
B. Saran
Cukup jelas peranan materi pembelajaran dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan komponen yang
sangat penting sehingga keberadaannya akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian
tujuan. Hal ini menimbulkan tuntutan profesi guru semakin meningkat. Namun ini
bukanlah sesuatu permasalahan yang harus disoroti, melainkan bagaimana cara
yang harus dilakukan guna memenuhi tuntutan profei yang semakin meningkat
tersebut. Oleh sebab itu, sebagai disiplin seorang profesional, guru dan calon
guru selayaknya memperdalam pengetahuan dan meningkatkan keterampilannya dalam
mengembangkan materi pembelajaran dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Admin.
(2009). Pengembangan Mater Pembelajaran. [online].
http//:wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/pengembangan-materi-pembelajaran.html?m=1
(diakses 17 November 2012)
Ahmad,
Bakharuddin. (2012). Pengembangan Bahan
Ajar dan Media Pembelajaran. [online].
http//:bakharuddin.net/2012/06/pengembangan-bahan-ajar-dan-media.html?m=1
(diakses 17 November 2012)
Satori,
Djam’an. (2007). “Profesi Keguruan”.
Jakarta:Universitas Terbuka.
Syah,
Muhibbin. (2010). “Psikologi Pendidikan”.
Bandung:PT Remaja Rosda
Syaodih,
Nana. (2005). “Pengembangan Kurkulum”.
Bandung:PT Remaja Rosda.